Sabtu, 28 September 2013

Market Story - Pasar Sabtu Lintau

Halo sobat blogger, kali ini saya akan berbagi informasi yang saya beri tema Market Story. Saya coba mengulas berbagai pasar yang ada di sekitar kita, baik yang tradisional, modern, besar, kecil, harian maupun mingguan. Pagi sabtu saya berkunjung ke sebuah pasar yang bernama Balai Sabtu di Ranah Batu Lintau.

Pasar Sabtu Tampak Depan


Pasar ini merupakan sebuah pasar kecil yang bersifat mingguan, sesuai dengan namanya, ya sabtu saja. Pasar ini berbeda dengan pasar pada umumnya yang berlokasi di jalan raya. Pasar ini justru berada di sebuah jalan kampung, luasnya pun hanya berkisar 300 m². Pasar sabtu adalah pasar heterogen yang menjual berbagai jenis kebutuhan. Dalam satu jenis barang yang diperdagangkan, hanya ada satu atau dua pedagang. Contohnya pedagang kain hanya ada satu orang, pedagang kelontong hanya dua orang dan pedagang ikan asin hanya ada tiga orang.

Ibu Eti dan anaknya, pedagang kelontong

Kondisi dalam Pasar Sabtu

Pedagang rokok daun

Pembeli ikan asin

Pedagang ikan asin dan lain-lain


Keberagaman pasar sabtu menjadi salah satu keunikan tersendiri, pembeli bisa memilih banyak barang dalam satu pasar yang kecil. Saya membeli satu ekor ayam kampung berukuran sedang dengan harga penawaran 25.000 rupiah yang akhirnya saya tawar dan saya mendapatkan harga 23.000 rupiah, sedangkan di tempat lain saya baru bisa mendapatkan ayam kampung ukuran sedang dengan harga 25.000 – 30.000 rupiah.
Sejauh pengetahuan saya dan informasi dari berbagai sumber, pasar sabtu merupakan pasar yang sangat besar dan sangat berjaya di masa nya. Lantas apa yang menjadikan pasar yang sempat dicap sebagai pasar terbesar ini semakin ditinggalkan?

Kita kembali ke tahun 1958, pasar ini merupakan pasar besar khusus hari sabtu di Lintau. Berdasarkan hasil wawancara saya dengan Pak Jamain, S.Pd, sejarawan di daerah ini saya mendapatkan beberapa keterangan. Tak seperti sekarang, dahulu pasar ini memiliki pangsa pasar yang besar. Kejadian yang tidak diduga membuat pasar ini mati selama beberapa tahun.  Sobat blogger mungkin pernah belajar sejarah dan tahu tentang PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia). Pusat PRRI pada waktu itu ada di Sumatera Barat dengan pimpinan tertinggi bernama Ahmad Husein. Daerah para pemimpin-pemimpin PRRI salah satunya adalah Lintau. Pemerintah Indonesia menyerang PRRI lewat udara pada hari sabtu, karena waktu itu GPS belum ada, jadi mereka tidak bisa menentukan titik-titik potensial untuk menyerang. Para pilot melihat keramaian di pasar sabtu dan membom tempat tersebut. Sejak saat itu pasar terbesar di Lintau ini mulai suram. Memang masih terlihat geliat transaksi tetapi itu pun tidak berlangsung lama, hanya sampai tahun 90-an.

Di hari sabtu itu juga saya berbincang dengan salah satu pedagang kelontong bernama Ibu Eti, Ibu Eti sudah berdagang selama puluhan tahun di pasar sabtu. Biasanya dia selalu berpindah-pindah sesuai dengan hari pasar yang ada di Lintau ini. Selasa, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu adalah hari-hari pasar di Kecamatan ini. Pada hari-hari tadi Ibu Eti berdagang, berangkat dari rumahnya pada pagi hari dengan mobil sewaan. Ibu Eti merasakan perbedaan yang sangat signifikan antara pasar sabtu dengan yang lainnya. Omzet Ibu Ety sendiri berkisar antara 600.000 – 700.000 rupiah di Pasar Sabtu, berbeda dengan pasar lain dimana ia bisa mendapatkan omzet sampai dengan 5.000.000 rupiah. Pasar ini semakin ditinggalkan konsumen, bahkan sebagian warga tidak tahu kalau ada pasar disana. Sungguh tragis bagi sebuah pasar yang merupakan pasar terbesar dalam sejarah.

Lantas siapakah yang bisa mengembalikan kejayaan tersebut? Tentu saja orang-orang yang berteman dengan sejarah.


Terima Kasih

*semua gambar diambil menggunakan Kamera Mini DV

Senin, 23 September 2013

Bad Day

Selamat malam kembali sobat blogger, hari ini masih menjadi hari-hari kelam bagi saya. Kemarin saya bermimpi indah, kisah-kisah indah bersama kekasih saya, saya merasa mimpi itu terasa sangat nyata. Tapi setelah saya terbangun, saya baru menyadari semuanya hanya mimpi. Kenyataannya saya sekarang disini dan kekasih saya sudah tak bersama saya lagi.

Saya mencoba mengurai kembali tentang apa yang telah saya lakukan padanya. Saya tidak tahu harus berkata apa, ternyata saya sangat kejam. Hubungan yang telah kami bina bertahun-tahun seakan sirna begitu saja. Saya shock, saya sangat menginginkan selalu bersamanya, selalu mencintainya, selalu membahagiakannya, hidup bahagia dengannya, sukses dan besar bersama.

Yang terpikir di benak saya, andaikan saya bisa kembali ke waktu itu, saya akan perbaiki semuanya. Tapi saya tidak punya mesin waktu, ataupun teknologi seperti film dejavu. Saya hanya ingin bersamanya, tanpanya saya bukan orang kuat, kami memang berbeda tapi perbedaan itulah yang menyatukan kami.

Untukmu, Riska Aulia. Aku mencintaimu sepenuh hati, maafkan kesalahan dan kekejamanku padamu, sungguh tak ada maksudku untuk begitu. Aku ingin kita bahagia dalam suka dan duka selamanya. Seperti apa yang kita inginkan dulu. Kita sama-sama berangkat dari kehancuran, aku harap kita bisa bangun sebuah bangunan kokoh untuk kehidupan kita.

Terima Kasih

Minggu, 22 September 2013

Out of Control

Malam sobat blogger, sudah lama saya tidak membuat postingan. Kali ini, saya akan berbagi sebuah kisah sedih saya di hari ini. Ini lebih bersifat pribadi yang menyangkut diri saya dan kekasih saya. Saya akan ceritakan secara ringkas saja bagaimana perjalanan kami sampai hari ini.

Kami berdua merupakan sepasang kekasih, dipertemukan karena sebuah bencana dan berakhir bak bencana pula. Saya dan kekasih saya merupakan orang yang sama-sama ditinggalkan, dikecewakan, dan dilupakan. Kami memulai hubungan kami dengan pertemanan yang berujung pacaran. Dia merupakan wanita kreatif dan inovatif, saya banyak belajar darinya dan alhamdulillah dia pun berkata, dia belajar banyak dari saya. Bahkan pola pikir yang sebelumnya tertanam dalam otak saya pun berubah ke arah yang lebih maju dan berkembang. Sebelumnya saya mengira, saya lah orang hebat, orang kreatif, orang pintar. Tapi kemudian baru timbul pemikiran, saya berada di jalan yang monoton dan saya rasa itu bukan ciri khas saya.

Sepanjang perjalanan saya dengannya, kami menemui banyak rintangan yang bisa kami lalui walau kadang tertatih. Kami pernah vakum selama 1 minggu lebih, tapi saya sangat merindukannya, tak bisa jauh darinya. Beliau orang yang biasa saja dengan kemampuan yang luar biasa. Saya tak pernah berpikir untuk meninggalkannya tapi kadang saya mengalami masa yang saya sebut dengan "Out of Control". Saya sudah lama menyadari hal ini ada dalam diri saya. Terkadang di satu waktu, fenomena "Out of Control" ini membantu saya mencari solusi, mencari inovasi dll. Tapi di lain waktu fenomena ini justru membunuh kepribadian saya.

"Out of Control" membuat saya mendirikan sebuah bisnis kecil bernama KiRa Shop, yang merupakan milik kami berdua, ini sisi positifnya. Sisi negatif fenomena ini terlihat hari ini.

Disaat kekasih saya menunjukkan sebuah foto seorang pria dan wanita, dia berkata "Orang ini lebih muda dari kita dan dia sudah menikah". Dengan wajah tersenyum saya bertanya padanya, "Apakah kamu akan menikah denganku?". Kekasih saya berkata tidak, saya mengeluarkan sebuah buku dan mengatakan bahwa saya akan mencatat hal tersebut untuk bukti dikemudian hari bilamana dia ingin saya menikahinya, saya menanyakan lagi "Serius". Kekasih saya kembali berkata tidak. Fenomena "Out of Control" seketika bergejolak dalam diri saya, saya menyadari bahwa kekasih saya bercanda tetapi saya menyadarinya pada saat pertanyaan kedua, pada saat pertanyaan pertama saya shock, jantung saya berdetak kencang dan rasanya darah naik ke kepala. "Out of Control" membuat saya berada di antara dua pribadi dalam diri saya, saya merasakan hal tersebut dengan jelas. Seakan ada conversation dalam diri saya, yang satu mengatakan, "Kekasihmu bercanda, turunkan amarahmu dan buatlah detak jantungmu normal". Sisi yang lain mengatakan, "Dia sudah tidak menginginkanmu, semua yang dikatakannya tentang cinta adalah palsu, bangkitkan kemarahanmu". Sisi negatif ini terasa begitu dominan, terasa ada komunikasi langsung dengan saya. Saya pun mengusir kekasih saya, saya juga melakukan kekerasan fisik padanya yang sebenarnya tabu bagi saya karena saya sangat menghargai wanita. Saya coba menghentikan, tapi sisi negatif ini semakin menguasai saya seolah berkata "Dia meninggalkanmu, dia tidak menghargai pengorbananmu dan perjuanganmu". Saya sendiri tahu apa yang saya lakukan setelahnya, tapi saya merasa ada kontrol lain dalam diri saya.

Kekasih saya tentu saja membenci saya sekarang. Saya masih merasa ini sebuah mimpi, bahkan saat saya membuat postingan ini, saya merasa berada dalam sebuah game.

Entah apa yang harus saya lakukan, sekarang ini saya hanya bisa memohon pada Tuhan agar diberikan yang terbaik untuk saya dan kekasih saya. Saya berharap bisa berbenah diri dan bisa menghilankan fenomena negatif dari "Out of Control". Untuk kekasih saya, saya benar-benar minta maaf. Untuk selanjutnya dalam hidup kita saya cuma berharap yang terbaik.

Rabu, 04 September 2013

Affiliate Program ala KIRA SHOP Padang

Selamat malam sobat blogger, semoga sehat walafiat dan bisa menjalani kegiatan dengan lancar. Sebelumnya saya sudah post mengenai Affiliate Program. Nah, kali ini saya akan share tentang Affiliate Program yang juga diadopsi oleh KIRA SHOP Padang, small business yang saya dirikan bersama Nyonya Adi, :). Kira Shop menjual produk Herbal, Souvenir, Elektronik dan Kosmetik dengan harga yang bersahabat. Harga produk dan info lainnya bisa di cek di page facebook KIRA SHOP Padang.

Bagaimana Kira Shop menjalankan program ini? Kira Shop mengadopsi program ini dengan beberapa perbaikan, saya mencoba menggabungkan banyak metode bisnis sehingga saya mendapatkan kesimpulan yang saya rasa menguntungkan pihak Produsen, Distributor dan Konsumen.

Saya akan uraikan satu-persatu

  1. Kira Shop akan mendistribusikan barangnya kepada konsumen melalui distibutor. Secara umum memang hal ini banyak kita lihat pada bisnis-bisnis lainnya.
  2. Distributor adalah Affiliate Marketers, yang memesan barang dari Kira Shop. Umumnya distributor membeli barang sesuai pasar dan membayarkan harga grosir dan menjualnya kembali kepada konsumen. Kira Shop memperbarui sistem ini dengan cara pembagian keuntungan saat barang sudah terjual dan dilaporkan setiap akhir bulan. Hal ini menguntungkan Affiliate Marketers yang memiliki pasar yang tidak pasti.
  3. Pada bisnis yang banyak kita lihat, Produsen tidak bisa mengatur harga pasar. Sedangkan Kira Shop mengatur harga pasar yang nantinya akan dijual Affiliate Marketers. Hal ini bertujuan agar sesama Affiliate Marketers menjual produk dengan harga yang sama walaupun konsumen membeli dari Affiliate Marketers yang berbeda. Jadi nanti kalau ada konsumen yang tanya, saya disana beli dari Affiliate Marketers Kira Shop juga, harganya juga sama kan mas? Kita tidak perlu pusing, karena kita berada di bawah perusahaan yang sama.
  4. Affiliate Marketers tidak perlu memiliki toko fisik atau menjadi sales, berbeda dengan bisnis yang kita lihat secara umum.
Nah, demikian ulasan singkat tentang Affiliate Marketers ala Kira Shop Padang. Silahkan bergabung dan dapatkan penawaran menarik dari Kira Shop Padang.

Terima Kasih