Jumat, 24 Januari 2014

Tips Fotografi Ponsel



Handphone adalah alat yang selalu kita bawa kemana – kemana, bukan hanya karena fungsinya sebagai alat komunikasi namun juga karena ia memiliki kemampuan ‘super’; pemutar mp3, GPS, perekam, organizer dan tentu saja kamera.

Dengan terus bertambahnya kemampuan kamera handphone (megapiksel, kualitas lensa dan adanya flash), frekuensi dan jumlah penggunanya juga semakin banyak. Sayangnya, hasil foto menggunakan kamera ini masih tetap terbatas. Bukan semata karena kualitas kamera namun juga mungkin cara kita menggunakannya.


Ini adalah beberapa tips yang bisa anda pakai untuk memaksimalkan kualitas foto dari kamera handphone, apapun merk handphone anda, silahkan:



  • Jangan gunakan zoom, mendekatlah ke obyek foto
Kamera handphone cenderung memperkecil obyek foto, jadi selalu usahakan agar anda memotret dari jarak yang cukup sehingga keseluruhan obyek bisa memenuhi frame tanpa harus menggunakan zoom. Zoom akan menurunkan resolusi foto anda secara keseluruhan dan membuat foto tidak tajam.
  • Pastikan cahaya yang menerangi obyek mencukupi
Kamera handphone tidaklah sesensitif mata kita yang bisa melihat di keremangan. Usahakan selalu agar cahaya yang menerangi obyek foto mencukupi, hasil foto outdoor cenderung lebih bagus dibanding indoor. Jika tersedia, gunakan flash saat memotret indoor. Namun harus diingat bahwa jarak efektif flash adalah sekitar 2-3 meter, jadi jangan berharap kita bisa menerangi seisi ruangan dengan flash.
  • Pegang handphone se-stabil mungkin
Semakin stabil kamera semakin bagus foto kita. Jadi usahakan selalu agar tangan kita tenang saat mengambil foto. Jika perlu, manfaatkan benda yang lebih stabil sebagai sandaran, misalnya pohon atau tembok sehingga membantu kestabilan tangan.


  • Gunakan perangkat pendukung
Anda bisa memanfaatkan lensa tambahan dan tripod untuk membantu anda ketika mengambil gambar. Banyak tersedia lensa bongkaran contohnya tele, wide, macro dan fish eye untuk handphone. Untuk tripod ada jenis tripod gorilla yang elastis maupun tripod biasa seperti yang banyak digunakan untuk SLR dengan mencangkoknya memakai holder. Software pendukung pun juga perlu. Contohnya saya pribadi menggunakan software Camera FV5 yang tersedia di Play Store untuk Android Phone. Banyak fitur didalamnya yang mempermudah kita untuk memotret seperti fitur-fitur yang ada pada SLR
  • Baca tips tentang komposisi
Pengetahuan tentang komposisi yang bagus akan membantu kita memotret dengan lebih baik. Cobalah baca tips komposisi singkat ini [Tips-Komposisi-Memotret-Foto]. Namun jangan terpaku, seperti kata para fotografer tenar bahwa dalam aturan pertama dalam fotografi adalah tidak ada aturan,  yang ada adalah selera.
  • Cobalah memotret dari tempat yang tidak biasa
Foto yang dibuat dari sudut yang biasa-biasa saja maka hasilnya juga akan biasa-biasa saja. Untuk itu cobalah memotret dari sudut yang tidak biasa, misalnya dari bawah obyek seperti contoh di bawah
  • Pilih resolusi tertinggi
Resolusi tertinggi berarti foto yang dihasilkan memiliki detail lebih banyak dan bisa dicetak lebih besar. Jika kamera memberi pilihan resolusi, pilihlah resolusi tertinggi. Juga resolusi tinggi juga berarti ukuran file yang lebih besar, ini menjadi pertimbangan bagi pemilik handphone dengan kapasitas memory terbatas atau misalnya foto akan dikirim maka akan membutuhkan waktu transfer lebih lama.
  • Pastikan lensa selalu bersih
Sebaik apapun kita memotret dan sebagus apapun obyek foto tapi jika lensa kita kotor maka hasilnya pastilah jelek. Mengingat handphone kita lama berada di kantong maka kotoran kelamaan akan menempel di lensa kamera, oleh karena itu secara berkala bersihkan lensa dari kotoran. Gunakan kain lembut untuk membersihkan, tak perlu cairan apapun. Jika terkena minyak, gunakan cairan pembersih LCD atau kacamata.
  • Kenali waktu jeda shutter
Kamera handphone memiliki apa yang disebut shutter lag, yakni waktu jeda antara saat kita memencet dan saat kamera mulai mengambil foto. Kenali waktu jeda ini dengan baik supaya tangan kita tetap tenang sesaat setelah kita menekan shutter.
  • Hindari mengedit foto dari handphone
Handphone memiliki beberapa fitur pengolahan foto bawaan yang cukup menarik (dan lucu-lucu), namun jika anda cukup tahan godaan dan rela kerepotan mengolah foto di komputer, maka hasilnya akan jauh lebih bagus dan kita akan memiliki keleluasaan kreatif yang lebih besar nantinya ketika mengolah foto di komputer.
  • Foto sesering mungkin
Kita harus bersyukur hidup di jaman digital sehingga berapapun kita memotret, kita tidak perlu mengeluarkan ongkos ekstra. Bayangkan jika anda memotret menggunakan film, berapa roll yang harus dibeli? Karena itu, jangan sungkan dan ragu, potretlah sebanyak dan sesering mungkin, semakin banyak kita memotret semakin banyak pula hasil yang bagus.
  • Jangan beri efek di handphone, beri efek di komputer
Kebanyakan handphone melengkapi dirinya dengan aplikasi tertentu yang memungkinkan kita mendapat efek seperti yang kita mau, misalnya hitam-putih, crop, sephia dll. Namun untuk mendapatkan hasil terbaik, gunakan software photo editor pilihan anda.

Sumber: Belfot

Rabu, 08 Januari 2014

Menyusuri Kab. Tanah Datar - Kawa Daun Op Part I

Assalamualaikum sobat blogger. Awal tahun ini tentu saja banyak hal baru yang kita temui. Suasana baru, pengalaman baru, dll.

Kali ini saya akan share perjalanan saya bersama dengan teman-teman Street Photo Hunter menyusuri beberapa tempat wisata maupun spot indah di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.


Lantas kenapa tim ini dinamakan Kawa Daun, saya mengangkat ciri khas Tanah Datar yang tidak banyak diketahui orang lain yaitunya Kawa Daun. Saya rasa untuk memakai nama lain seperti Pagaruyung sudah terlalu mainstream.

Awal perjalanan kami dari Padang, kami langsung bertolak ke Lembah Anai. Ini juga merupakan satu pengetahuan baru, karena banyak yang menganggap Lembah Anai merupakan bagian dari Padang Panjang. Sebenarnya tidak, Lembah Anai masuk ke dalam bagian Kab. Tanah Datar yang mengelilingi Kota Padang Panjang.

Lembah Anai, Taken by TAFF Mini DV
Disini kami menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam di Lembah Anai. Tak lama kemudian kami langsung menuju Pandai Sikek. Teman saya Fauzan berhenti sebentar di SMA nya dulu di daerah X Koto. Kami makan nasi goreng dulu sebelum melanjutkan perjalanan.

Setelah Fauzan menemui guru-gurunya dulu. Kami langsung bertolak ke daerah Pandai Sikek. Kami mencari tempat yang cukup tinggi untuk mendapatkan gambar daerah ini secara luas. Setelah melihat-lihat di sekeliling jalan kami melihat sawah yang lokasinya cukup tinggi. Saya dan rekan-rekan meminta izin kepada masyarakat sekitar untuk mengambil gambar di tempat tersebut. Setelah mendapatkan posisi yang bagus, kami mulai mengambil gambar.

Pemandangan Pandai Sikek 1, Taken by Andromax
Fauzan dan Gusneldi, taken by Andromax
Irigasi sawah, taken by TAFF Mini DV
Saya sendiri iseng iseng mengambil gambar di parit kecil tempat irigasi air sawah. Dari sana kami bertolak ke arah Koto Baru, namun ditengah perjalanan kami melihat sebuah Rumah Tenun dan kami berkunjung kesana. Para penduduk sangat ramah dan penghuni rumah sangat welcome kepada kami. Kami pun menyempatkan diri untuk berfoto didepan rumah ini.

Foto Bersama, Photo by Fauzan
Rumah Tenun Pusako, Taken by Andromax

Rumah Tenun Pusako tampak depan, Taken by Andromax

Alat Tenun, Taken by TAFF Mini DV

Fauzan sedang eksekusi, Taken by Mini DV

Disini kami dizinkan untuk memotret bagian luar sampai ke bagian dalam Rumah Tenun ini. Pengunjung yang datang kesini mengisi buku tamu. Saya melihat dibuku tamu ternyata banyak pengunjung yang datang dari luar Sumatera Barat, bahkan banyak juga yang datang dari Mancanegara. Rumah tenun ini sendiri sudah memiliki website dan blog jadi pengunjung dari luar daerah bisa memperoleh referensi.

Menurut pemilik rumah tenun ini, banyak hasil tenunan disini yang diekspor keluar negeri, namun mereka juga banyak yang menolak pesanan dikarenakan beberapa hal seperti waktu pengerjaan yang cukup lama dan karena pengrajin tenun di daerah ini sudah mulai berkurang. Tentunya hal ini sangat disayangkan, masyarakat khususnya anak-anak muda harus bisa mempertahankan bahkan mengembangkan budaya ini.

Dari Rumah Tenun Pusako di Pandai Sikek, kami menuju ke Batipuh namun ditengah perjalanan kami melihat satu spot bagus didekat Kedai Bika.

Untitled, Taken by TAFF Mini DV

Mesjid, Taken by Andromax
Disini ada satu danau kecil, saya sendiri tidak tahu harus menyebut apa, entah bendungan, entah danau, entah genangan air yang luas. Disebelahnya ada 2 mesjid, yang satu mesjid lama dan yang satunya lagi sepertinya mesjid baru yang sedang dibangun. Namun menurut kesimpulan saya, mesjid ini tidak dilanjutkan lagi pembangunannya dan tidak digunakan lagi oleh warga, sungguh ironis.

Lokasi terakhir adalah di Batipuh yaitunya di Surau Tua Batipuh Baruah.


Surau Tua Batipuah Baruah, Taken by Andromax
Rumah Tabuah, Taken by Andromax
Kami memarkir kendaraan di pinggir jalan dan menuju ke lokasi ini. Awalnya kami tak melihat satu orang pun yang menjaga tempat ini namun dari kejauhan ada warga sekitar yang mendekat dan menanyakan maksud kami. Setelah berkenalan dan berbincang-bincang sebentar. Kami dipersilahkan masuk ke dalam. Disini kami mendapatkan banyak informasi tentang Surau Tua ini.

Bapak yang menjaga tempat ini bernama Bapak Armi dan sudah 20 tahun menjaga Surau Tua ini. Surau ini didirikan pada tahun 1884. Di surau ini banyak terdapat kegiatan seperti TPA, PKK, Pembangunan dan Pariwisata. Disini kami mengisi buku tamu yang berisi data tamu dan saran. Kami juga melihat banyak pengunjung yang berdatangan dari luar negeri dari buku tamu.

Disurau ini jua lah tergambar "Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah". Lantai nya tidak rata (datar) melainkan agak sedikit melengkung melambangkan ciri khas Koto Piliang, "Bajanjang naiak, batanggo turun". Ciri khas lain terlihat dari bagian atap nya yang berbentuk tanduk kerbau yang berjumlah 4, 4 melambangkan "Kato nan ampek". Sampai saat sekarang surau ini masih berfungsi seperti sediakala. Tempat pembelajaran dan PKK.

Namun ada yang disayangkan oleh Bapak Armi. Penduduk sekitar banyak yang acuh tak acuh dengan Surau Tua ini, tak hanya itu, banyak yang sudah lupa dengan ajaran agama dan adat. Bahkan pemerintah daerah pun seakan lupa dengan Surau Tua ini. Tentu kita semua sangat berharap Surau Tua ini tetap terjaga, tetap berfungsi sebagaimana biasanya dan tak lekang oleh waktu.

Saya Kurniadi Ilham, sampai jumpa di Kawa Daun Op Part II dan Wassalam.