Kamis, 30 April 2015

Situ Cisanti "Wisata Situ yang Memiliki 7 Mata Air"



Situ Cisanti, yang terletak di kaki Gunung Wayang,sekitar 60 kilometer sebelah selatan Kota Bandung dapat ditempuh oleh kendaraan sekitar 2-3 jam.

Jika Anda termasuk salah satu yang mulai kehilangan harapan akan pulihnya Sungai Citarum, sungai terbesar dengan panjang 269 kilometer yang membelah 12 kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Barat ini, maka datanglah berkunjung ke Situ Cisanti. Ibarat mata air yang terus mengalir, harapan akan pulihnya Sungai Citarum berangsur-angsur pulih kembali di sini.Tentu saja, hal ini juga berlaku bagi Anda yang ingin berwisata melepas kepenatan di akhir pekan.

Situ Cisanti termasuk ke dalam area Perum Perhutani di kampung Pejaten Desa Tarumajaya, kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Di kawasan terdapat tujuh mata air yaitu Pangsiraman, Cikoleberes, Cikawedukan, Cikahuripan, Cisadane, Cihaniwung dan Cisanti. Tujuh mata air ini mengalir ke Situ Cisanti sebelum mengalir ke Sungai Citarum dan berakhir di Laut Utara Jawa, yaitu di Muara Gembong Bekasi.

Berjalan mengitari Situ Cisanti seluas sekitar 10 hektar di kaki Gunung Wayang (1800 meter) menghirup udara sejuk dan menikmati kehijauan di sekeliling adalah kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan di kawasan ini. Selain itu, duduk-duduk di pinggir situ, atau kalau Anda berani dan tahan dingin, maka Anda dapat bergabung dengan para pencari lumut, ikan, remis atau kijing yang hidup di situ Cisanti, menceburkan diri ke air situ yang dingin.



Mata Air Pangsiraman

Dari tujuh mata air yang ada di Situ Cisanti, yang paling sering dikunjungi pengunjung adalah mata air Pangsiraman. Mata air Pangsiraman ini dikelilingi oleh pagar besi dan terdapat bangunan bagi mereka yang ingin melakukan “ziarah” di kawasan ini.

Di kawasan mata air Pangsiraman, air kebiruan, sangat jernih dan sangat sejuk ini, sulit rasanya menahan godaan untuk tidak segera terjun ke air. Meskipun hal ini kurang disarankan. Di mata air dimana Anda menyaksikan air keluar dari perut bumi di dasar mata air, membentuk pusaran-pusaran pasir, ada semacam tata krama untuk melakukan mandi, jadi tidak bisa asal hantam kromo langsung terjun.

Terdapat dua bagian yaitu bagian untuk laki-laki dan perempuan. Biasanya hal ini berlaku di malam-malam yang dianggap baik untuk melakukan ziarah, seperti pada Kamis malam. Ada pula juru kunci yang siap menolong untuk “memandikan” Anda seperti layaknya melakukan siraman dimana seluruh tubuh akan dibasahi oleh air guyuran dari mata air. Menurut salah satu juru kunci Pangsiraman, tujuan orang berziarah bermacam-macam, tetapi yang lazim ditemui adalah mereka yang ingin mencari ketenangan, jodoh, kekayaaan atau jabatan.

Jika tidak ingin “mandi ziarah”, Anda masih boleh kok untuk sekedar mencuci muka, membasuh badan atau bahkan berendam di mata air ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar