Sabtu, 12 November 2016

5 Fakta Tentang Kurniadi Ilham (Edisi Fotografi)

Hai, selamat berakhir pekan. Beberapa waktu yang lau aku kepikiran untuk membuat fakta tentang diriku. Well, aku memang tidak begitu dikenal. Tapi tak apa lah ya, khusus untuk pembaca blog ini saja. Aku akan membagi nya menjadi beberapa edisi. Edisi kali ini, aku akan berbagi fakta tentang diriku dari segi fotografi saja.
Lets started!


1. Tidak punya DSLR

Aku sama sekali tidak punya DSLR. Walau pernah menggunakannya, tapi itu bukan punyaku, itu kamera pinjaman. Aku cuma punya 2 Sony DSC-W730 (saat ini keduanya rusak), 1 Fujifilm Finepix S2 Pro (pemberian temanku) dan 1 HP Blackberry Q5 yang kupakai untuk memotret. Jika kalian melihat aku menggunakan tagar #canonindonesia di instagram ku, itu artinya aku menggunakan Canon EOS 550D, Canon EOS 600D, Canon EOS 1100D dan Canon Ixus 80 IS punya temanku. Sedangkan jika aku menggunakan #nikonindonesia, itu artinya aku menggunakan Nikon D3200 & Nikon Coolpix S3400 punya temanku juga.


Bagiku, kamera tak menjadi masalah. Asal tahu teknisnya dan tahu cara pengaplikasiannya. Yang lucunya, beberapa teman yang pertama kali bertemu denganku, tidak percaya bahwa selama tahun 2014-2015 aku memotret dengan Sony DSC W730. Terserah mau percaya atau tidak. Yang jelas foto diatas sudah membuktikannya.

2. Tidak pernah mengangkat telepon saat memotret

Aku adalah orang yang tidak pernah mengangkat telepon, termasuk membalas pesan saat memotret. Jika aku memotret dengan kamera DSLR atau Compact, aku akan meletakkan HP ku di tas, dan aku akan larut dengan kegiatanku, sehingga tidak akan tahu ada telepon masuk atau pesan masuk. Lain halnya jika aku memotret dengan HP, aku akan mengaktifkan Airplane Mode agar tidak ada panggilan masuk. Lagi motret pasti gak enak ada panggilan masuk, bisa ketinggalan momen.

3. Baru belajar fotografi tahun 2013

Aku baru mulai belajar fotografi tahun 2013, jadi masih bau kencur. Tidak tepat jika kalian yang sudah memotret dari lama, minta wejangan padaku, aku cuma anak ingusan. Well, menurutku itu salah juga sih. Karena proses belajar masing-masing individu berbeda. Ada yang cepat, ada juga yang lambat.

4. Mendalami street photography tahun 2014

Aku mulai mendalami street photography tahun 2014. Awalnya aku punya ide membuat pameran foto di ruang umum. Jadi aku menyampaikan ide itu ke temanku, dan dia menyampaikannya di komunitas tempat dia bernaung. Hasilnya, ditolak.
Tapi kemudian, temanku menyarankan ide itu dibawa ke salah satu komunitas Street Photography di Padang. Dan mereka langsung mengiyakan. Kemudian aku berbaur disana dan mengetahui tentang Street Photography. Karena pada dasarnya aku seorang penulis dan suka mencari data. Maka kuputuskan untuk mencari tahu tentang street photography di internet. Aku menemukan Indonesia on the Streets dan APF Magazine di facebook. Dari sana awalnya aku belajar street photography, karena yang diterapkan di Padang masih seputar Human Interest. Kemudian aku berselancar menuju tempat-tempat yang lebih jauh seperti webblog Street Photogrpher luar negeri, Kujaja.com, Fine Art Portugal, dll. Dan aku menemukan bahan yang cukup, sampai akhirnya teman-teman di Padang memintaku mengadakan workshop di pertengahan 2014. Itu cukup aneh bagiku, karena sekali lagi, aku orang baru di dunia fotografi.

5. Malas edit foto

Aku orang paling malas mengedit foto. Tapi, itu bukan berarti aku selalu menampilkan hasil yang fresh dari kamera. Ukurannya pasti besar dan aku pasti akan cepat kehabisan kuota. Awalnya aku menggunakan PhotoScape, kuedit sebisanya, sewajarnya. Lalu salah satu temanku mengajarkanku menggunakan Adobe Photoshop. Kupikir hanya auto contrast, auto color, auto tone. Ternyata tidak, dia mengajarkanku lebih jauh lagi. Nah, pertama curve dulu, terus contrast, terus color, terus gradient, terus reduce noise. Pokoknya lebih panjang lah dari yang kusebutkan tadi. Aku pusing tujuh keliling karena itu. Akhirnya aku menemukan Adobe Photoshop Lightroom, aku melihatnya di blog Eric Kim. Disana ada preset yang bisa kugunakan, favoritku adalah Eric Kim Film Preset Portra V9 dan V8. Cukup satu klik, export, selesai.
Jika menggunakan HP, aku jarang mengeditnya. Kalaupun butuh diedit, aku menggunakan snapseed.

Itulah 5 fakta tentang ku di edisi fotografi. And at the end, keep shooting!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar