Photo Dudi Sugandi |
BANDUNG - Jika melintas ke Jalan Asia Afrika, sederetan gedung bersejarah akan menjadi pemandangan khas yang bisa ditemui. Tapi sesuatu yang ganjil akan tampak di saat melihat gedung tua di samping Mesjid Agung yang seperti dianaktirikan.
Menyedihkan. kosong, kusam, tak terawat, dengan cat yang mengelupas dan warna yang memudar. Beberapa kaca jendelanya bolong, retak bahkan pecah.
Tulisan Swarha yang tepat berada di puncak gedung pun salah satu hurufnya sudah tidak utuh. Padahal, seperti halnya gedung-gedung bersejarah di jalan ini, bangunan ini memiliki nilai historis.
Mewakili gaya arsitektur klasik, electicism dengan banyak dekorasi. Gedung Swarha dibangun antara tahun 1930-1935 oleh arsitek Belanda, Wolff Schoemaker. Bangunan ini semula berfungsi sebagai toko dan hotel.
Para jurnalis yang meliput Konferensi Asia Afrika tahun 1955 seperti Rosihan Anwar pernah menginap di hotel ini. Kini, hanya lantai bawah gedung yang dimanfaatkan untuk toko. Sedangkan empat lantai lainnya dibiarkan tak berfungsi.
"Sampai tahun 1965 gedung Swarha ini adalah hotel, setelah tahun 1965 dibiarkan kosong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar