Senin, 23 Desember 2013

Hidden Paradise in West Sumatera - Aia Tajun Nyarai

Assalamualaikum sobat blogger sekalian

Pagi ini saya ingin berbagi cerita tentang perjalanan saya beberapa hari yang lalu ke sebuah objek wisata di Lubuk Alung, Sumatera Barat.

Saya ditemani beberapa orang teman yaitu nya Fauzan Azima EdvinJeriadi Pratama dan Zamzami (klik nama untuk menuju ke akun facebook-nya). Kami berangkat dari Padang sekitar jam 8-9 pagi. Kami bertolak langsung ke lokasi, di perjalanan saya dan teman-teman sempat bertanya beberapa kali kepada penduduk lokal mengenai jalan ke arah Air Terjun Nyarai ini. Akhirnya setelah tanjakan yang cukup tajam dan jalan yang berlobang kami sampai di lokasi.

Tak jauh dari gerbang objek wisata tersebut kami melihat sebuah posko dan gambar jalur perjalanan menuju hidden paradise ini. Disana kami berhenti, memarkir kendaraan dan bertanya di posko, ternyata semua pengunjung mendaftar terlebih dahulu disana dan diberikan beberapa arahan sekaligus menyediakan seorang pemandu. Harga yang dipatok cukup murah, hanya dengan merogoh kocek Rp 20.000,-/ orang anda sudah dapat masuk ke lokasi ini dengan berbagai fasilitas dan pelayanan. Harga yang terbilang murah dan terjangkau bila dibandingkan dengan kepuasan yang saya dapatkan disana. Pemandu disini benar-benar profesional, membantu disaat kami kesulitan mendaki dan menunjukkan spot-spot yang bagus. Pemandu juga membawa kotak P3K dan alat pemanah ikan bilamana anda ingin berenang dan menangkap ikan. Oya nama pemandu kami yaitu Indra Gunawan.

Bagi fotografer seperti rekan-rekan saya, tempat ini bagaikan surga. Baru sampai dilokasi mereka langsung eksekusi. Saya sendiri masih baru terjun ke dunia fotografi ini, tapi saya juga tidak meninggalkan bidang mastering (audio video). Saat ini saya sedang sibuk mengedit beberapa video yang kami rekam disana.

Kembali ke Nyarai, disana saya mendapatkan beberapa lokasi bagus. Lokasi pertama berada dekat dari posko keberangkatan, terdapat taman bunga yang indah dengan beraneka ragam flora dan faunanya. Kami hanya menyempatkan diri untuk berfoto ria disana sebelum kembali ke Padang.

Photo by Jeriadi Pratama


Tak jauh dari lokasi pertama, ada lokasi kedua tetapi kami melewatinya saja karena pada waktu itu banyak pengunjung lain yaitu siswa-siswi SMK disana. Kami terus bertolak ke lokasi ketiga, berikut foto yang saya ambil disana.


Disini saya menghabiskan waktu sekitar 30-45 menit. Kami terus berjalan dan masih dipandu oleh Indra. Setelah lokasi ini ternyata jalan yang dilalui cukup ekstrim dan ada satu jalan yang terkena longsor, saya terpaksa harus melepas alas kaki karena licin dan hampir terjatuh. Untungnya pada saat itu pemandu langsung bertindak dengan cepat.

Di jalan, kami menemui dua spot lagi namun kami terus berjalan karena tujuan utama kami belum tercapai yaitu Air Terjun Nyarai. Lokasi keempat dan kelima kami lewati. Tetapi pada saat sampai di lokasi enam, kami hanya berhenti sebentar dan berencana untuk memotret disana saat nanti kembali ke posko. Berikut foto yang saya ambil disaat kami kembali.



Kami meninggalkan lokasi keenam dan kemudian melanjutkan perjalanan. Sebelum mencapai lokasi utama, kami melihat sebuah kuburan panjang ditengah jalan. Menurut warga dan para pemandu, disana terkubur tiga orang, satu ibu-ibu dan dua orang tentara. Cerita lain mengatakan bahwa daerah tersebut merupakan pelarian anggota PRRI. Bagi anda yang sering mengikuti tulisan blog saya tentu ingat tentang PRRI yang saya ceritakan di post Market Story.

Lanjut, kami akhirnya sampai di lokasi utama. Menempuh perjalanan yang cukup panjang, medan yang cukup sulit dengan bekal makanan pas-pasan. Sesampainya disana kami melepas lelah sejenak, minum dan makan bekal yaitu godok (di Minang suka disebut godok, saya tidak tahu nama lainnya). Bagi sobat blogger yang ingin kesini, saya sarankan membawa bekal yang cukup banyak, karena tidak ada warung nasi padang atau ampera disana, :D.

Setelah melepas lelah kami langsung eksekusi, mencari angle yang pas untuk memotret. Namun kami agak terkendala karena saat itu waktu menunjukkan pukul 12 siang dan sinar matahari teramat begitu cerah, ditambah lagi dengan pengunjung lain yang datang, rombongan siswa-siswi SMK yang kami temui di lokasi kedua. Tapi tidak apa, kami punya waktu yang cukup lama disana, ada yang ikut berenang juga dan menangkap ikan dengan peralatan yang dibawa pemandu. Pemandu kami, Indra, dengan cepat menangkap Ikan sedangkan Fauzan dan Jeri berkali-kali menangkap ikan namun tidak ada yang berhasil, :D.

Disana kami juga membakar ikan hasil tangkapan Indra, satu ekor ikan untuk enam orang. Oya satu lagi sobat blogger, menurut informasi air disini bisa langsung diminum. Saya sudah merasakannya, saya bersama Zamzami yang mengambil air di jalur awal air terjun. Di sela-sela kegiatan berenang dan bakar ikan, kami melanjutkan kegiatan memotret keindahan alam ini.


Sungguh indah ciptaan Allah, saya sangat merekomendasikan lokasi ini buat sobat blogger sekalian yang suka berpetualang, suka berwisata, ataupun menyukai fotografi. Suasana disini sangat nyaman, penduduknya sangat ramah bersahabat, pemandunya sangat easy going dan penanggung jawab di posko sangat profesional dalam menjalankan tugasnya. Buat sobat blogger yang ingin tahu tentang lokasi ini, ingin tahu tentang jalan menuju objek wisata ini, dsb, bisa langsung bertanya disini ataupun kepada teman-teman saya yang link facebook nya sudah saya masukkan diatas.

Sekian terima kasih, semoga bermanfaat, semoga terhibur dan
Wassalam

Minggu, 08 Desember 2013

Cerdas Cermat - Sebuah Humor Ringan

Assalamualaikum sobat blogger, gimana weekend kamu? Mudah-mudahan menyenangkan. Kali ini saya akan share sebuah humor ringan untuk menemani weekend sobat blogger sekalian.

Masih diambil dari salah satu akun teman lama saya, yang mau tahu orang nya silahkan klik disini. Bercerita tentang cerdas cermat yag diikuti oleh dua peserta yang masing-masing mewakili negaranya, semoga terhibur, cekidot.


AMERIKA ( A )

INDONESIA ( I )
JURI ( J )
...
J : pertanyaan terdiri dari 10 soal. Jawab dengan benar. Silakan di coba belnya
A : tet
I : tut

Soal pertama : Hewan apa yang air liurnya berbahaya bagi orang islam ?
A : tet, Rabbit ( kelinci )
J : salah
Indonesia memencet bel akan tetapi bel tersebut tidak bunyi
I : Anjing, belnya mati
J : benar jawaban Anjing

Soal kedua : Hewan apa yang suka dengan lumpur ?
A : tet, Dog ( anjing )
J : salah
I : Babi lah bel punya gw gak bunyi-bunyi
J : Benar jawabannya Babi.

Soal ketiga : warnanya kuning keluar dari manusia ?
A : tet, Banana ( pisang )
J : salah
I : Tai bel murahan
J : benar jawabannya Tai

Soal demi soal telah di jawab benar oleh Indonesia secara kebetulan ....

Dan inilah soal terakhir
soal ke-10 : negara mana yang menghasilkan karet internasional ?
A : tet, Amerika
J : salah
I : tut, yes Brasil juga bel nih bunyi
J : benar jawabannya Brazil

SKOR AMERIKA : 0
SKOR INDONESIA : 10

Terima kasih, semoga terhibur, semoga bermanfaat, jangan dianggap serius karena ini hanyalah humor dan sampai jumpa di post selanjutnya.

Sabtu, 07 Desember 2013

Start from the Ground

Assalamualaikum sobat blogger, tampaknya akhir-akhir ini saya banyak membuat tulisan di blog pribadi saya ini. Saya juga tidak tahu kenapa tetapi mudah-mudah semua tulisan saya baik hasil karya saya sendiri maupun hasil karya teman-teman yang lain yang coba saya bagikan disini bermanfaat.

Kali ini saya mengambil Judul "Start from the Ground" dengan artian memulai dari bawah. Saya memang tidak terlalu mahir berbahasa asing, saya cuma menguasai 30 bahasa di dunia, dan itu semua hanya kebohongan, :D. Maaf saya cuma bercanda, tapi saya memahami Bahasa Inggris yang biasa digunakan dikehidupan sehari hari orang Indonesia. Saya merasa judul ini lebih bermakna dibandingkan dengan "Start from the Bottom". Sekarang mari kita lihat apa yang akan saya bahas dari topik ini.


Dalam setiap kehidupan tentunya masing-masing dari kita mempunyai impian, saya lebih suka menyebutnya impian karena jika saya menggunakan kata mimpi, saya cuma perlu tidur untuk mendapatkan mimpi. Beberapa dari kita mungkin ingin menggapainya secara cepat, dan yang lainnya memilih untuk melakukannya secara bertahap.

Saya melihat berbagai fenomena, kejadian dan peristiwa di sekitar saya. Banyak yang menginginkan untuk mengambil cara instan dan cepat untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Saya tidak menganggap hal ini salah, banyak kemudahan yang didapat di era ini. Teknologi, internet, informasi, pertukaran data bisa dilakukan secara cepat dan akurat. Namun ketika mereka bisa mencapai yang diinginkan, mereka terkadang lupa untuk melihat ke bawah atau sudah merasa aman di atas.

Sekarang kita lihat sisi lainnya, berusaha secara bertahap. Dalam kategori ini mungkin kita akan melakukan hal yang sama dengan kategori pertama, namun mereka melakukannya perlahan, sehingga memberikan dampak yang membekas. Jika mereka sudah tiba diatas sana, mereka tidak akan lupa melihat ke bawah. Bahkan jika disatu waktu mereka jatuh, kembali ke dasar. Mereka tidak akan lupa caranya untuk naik, karena dulunya mereka memulai dari sana.

Dari teori, saya akan coba mengaplikasikannya ke dalam kehidupan nyata. Disini saya coba mencontohkan sebuah cafe di daerah Padang. Awal kemunculan cafe ini begitu besar, meriah, besar, heboh, wow, dsb. Strategi promosi mereka pun saya lihat sangat bagus. Namun, cafe tersebut hanya bertahan beberapa saat saja di atas. Melejit dengan cepat ke atas dan merosot dengan drastis ke bawah. Saya tidak tahu apakah mereka bisa membiasakan diri dengan keadaannya sekarang. Berbeda dengan yang mencoba merintis, mereka tidak membuat ledakan besar di awal. Ledakan besar justru terjadi disaat mereka mencapai puncak dan mereka akan menikmati masa-masa perjuangannya dan tersenyum di garis akhir.

Semoga dapat dipetik manfaat dan hikmah dari tulisan saya ini. Terima Kasih dan Wassalam.

Jumat, 06 Desember 2013

Street Expo - Sebuah Ide Kreatif

Assalamualaikum sobat blogger

Di malam yang sudah larut ini saya masih terbangun. Walau sudah ditiup dengan kipas dengan suasana dingin karena hujan, mata ini belum mau terpejam.

Malam ini saya akan bercerita tentang diri saya dan sebuah ide yang terlintas di pikiran saya. Saya banyak memiliki ide, beberapa menurut saya biasa, tapi lebih banyak yang kreatif, gila, dan beresiko.

Disini yang ingin saya ciptakan ke dalam bentuk nyata adalah Street Expo. Mungkin sudah ada yang melakukannya tapi saya tidak tahu konsepnya seperti apa. Ide ini terlintas di benak saya beberapa bulan yang lalu. Saya memberitahukan ide ini kepada teman saya dan dia tertarik untuk merealisasikannya. Hasilnya, not bad, atau saya lebih suka bilang, it works.

Gambar 1. Ini adalah contoh kegiatan Street Expo yang menampilkan hasil karya lukisan
Saya akan menjelaskan konsep Street Expo ini terlebih dahulu. Street Expo merupakan sebuah pameran jalanan di bidang fotografi. Konsep ini mungkin sama dengan pameran fotografi yang sering dilihat di acara-acara pameran besar dengan dekorasi yang mewah, bingkai yang elegan, gedung yang luas, sponsor yang besar. Saya mencoba menyajikan hal tersebut di tempat publik seperti tepi jalanan, trotoar, pagar rumah, dsb.

Sebenarnya alasan mendalam saya mengangkat Street Expo ini karena kebanyakan fotografer sering menyimpan fotonya di Komputer, tidak bisa dilihat orang lain atau diupload ke social media yang nantinya bisa didownload secara bebas oleh pihak lain. Street Expo bisa menyalurkan aspirasi dan kreatifitas para fotografer agar fotonya bisa dilihat & dinikmati publik, memberikan hiburan bagi pengunjung dari berbagai kalangan. Hal ini tentunya jauh dari tindakan pencurian seperti yang terjadi pada foto-foto yang diupload dan didownload tanpa izin di internet.

Saat ini saya sudah menjelaskan ide ini kepada beberapa teman-teman saya di Padang agar Street Expo diadakan di Padang. Alhamdulillah banyak yang mendukung acara ini untuk digelar di Padang. Malahan banyak muncul ide tambahan kegiatan dari teman-teman fotografer seperti penggalangan dana sosial untuk amal dan mereka juga mendapatkan keuntungan tambahan yaitu bisa mengabadikan momen ketika para pengunjung datang untuk melihat acara Street Expo ini.

Saya sendiri punya prinsip Berdikari dulu, baru ekspansi. Sama seperti ide saya untuk mengadakan sebuah pameran, dimulai dari pameran kecil dulu dengan biaya sendiri. Jika hal ini berlanjut dan berhasil, maka tidak akan mustahil ini akan menjadi event besar. Pemikiran awal untuk mencari sponsor untuk dukungan acara bisa berubah menjadi sponsor yang datang mencari orang-orang dibalik Street Expo ini. The Game is Changing.

Terima Kasih, Semoga Bermanfaat dan Wassalam.

Rabu, 04 Desember 2013

[Share] Misteri Matematika Dalam Kehidupan

Selamat malam, sobat blogger.
Lagi-lagi saya hadir di malam ini dengan combo 2 postingaaan.

Nah, kali ini saya akan share sebuah tulisan yang saya ambil dari  teman lama saya bernama Aldinol. Saya rasa tulisan ini harus disebarluaskan karena sangat sarat makna.

Cekidot blogger mania

Pernahkah Anda berpikir bahwa:
  1. Mengapa PLUS di kali PLUS hasilnya PLUS?
  2. Mengapa MINUS di kali PLUS atau sebaliknya PLUS di kali MINUS hasilnya MINUS?
  3. Mengapa MINUS di kali MINUS hasilnya PLUS?

Hikmahnya adalah :
(+) PLUS = BENAR
(-) MINUS = SALAH

  1. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu hal yang BENAR adalah suatu tindakan yang BENAR. Rumus matematikanya : + x + = +.
  2. Mengatakan BENAR terhadap sesuatu yang SALAH atau sebaliknya mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang BENAR adalah suatu tindakan yang SALAH. Rumus matematikanya : + x - = -, - x + = -.
  3. Mengatakan SALAH terhadap sesuatu yang SALAH adalah suatu tindakan yang BENAR. Rumus matematikanya : - x - = +
Pelajaran matematika yang terkesan sederhana itu ternyata mengandung sarat makna kebenaran, yang bisa kita ambil sebagai pelajaran hidup.

Sekian sobat blogger, semoga bermanfaat bagi diri anda dan orang lain.
Silahkan share pada teman-teman yang lain dan Wassalam.

Konsep Pintar Seorang Inovator

Selamat malam sobat blogger. Rasanya sudah lebih dari satu bulan saya tidak mampir untuk membuat postingan disini. Kebetulan beberapa saat ini saya agak disibukkan dengan kegiatan lain.

Malam ini saya akan berbagi ilmu dengan sobat blogger semua tentang beberapa hal yang selama ini saya pelajari. Saya mungkin tidak banyak belajar dari buku, tapi saya lebih banyak belajar dari pengalaman orang lain yang sudah sukses, yang berhasil keluar dari masalah, yang berhasil menjadi inovator dan yang berhasil mengubah dunia.

Kali ini saya mengangkat sebuah konsep milik seorang inovator asal Indonesia, Yoris Sebastian. Saya banyak belajar dari beliau walau saya tidak pernah bertemu langsung dengannya. Saya menganggap beliau sebagai guru saya walau beliau tak pernah tahu kalau saya adalah muridnya.



Konsep Yoris Sebastian yang saya pakai adalah 70:20:10. Apa yang anda bayangkan saat melihat angka-angka ini? Saya sendiri awalnya langsung membayangkan persentase, karena semua jumlahnya adalah 100, dan saya benar. Tetapi ada yang tidak saya sadari, apa maksud dari angka-angka ini. Apakah ini ketetapan seorang ilmuwan? Apakah ini merupakan hasil kreasi seorang seniman? Atau ini sebuah kombinasi angka dalam sebuah pemrograman komputer?

70:20:10 ternyata adalah sebuah konsep kesetimbangan yang diciptakan oleh Yoris. Saya akan menjelaskannya satu persatu.

  • 70% hidupmu gunakan untuk hal yang biasa kamu lakukan, dengan dampak yang biasa. <level normal>
  • 20% hidupmu gunakan untuk hal yang kreatif, dengan dampak yang sedang. Resiko dan manfaat yang tidak teralu besar <level sedang>.
  • 10% hidupmu (saya rasa anda sudah tahu kelanjutannya) gunakan untuk hal yang kreatif, inovatif, berbeda, dengan dampak yang besar. <level tinggi>
Saya sendiri lebih suka menyebut 10% dengan sebutan "gila-gilaan". Dalam konsep milik Yoris ini pun, Yoris menyebutkan, jika dilakukan dengan matang maka 10% tadi bisa berdampak 90%.

Pesan saya kepada teman-teman blogger semua. Jangan takut untuk memulai. Jika masih berpikir apakah ini waktu yang tepat? Jawabannya cuma satu "You have to try it".

Terima Kasih sobat blogger dan sampai jumpa di postingan selanjutnya.

Kamis, 14 November 2013

Menuju 0 Kilometer Indonesia ( Naik Bis !! )


             Turing kali ini bisa dibilang turing pembalasan.. ya sudah 3 bulan lamanya saya tidak merasakan sensasi naik bis karena harus bertanggung jawab atas tugas akhir saya.. 5 bulan lamanya saya ngerjain skripsi, kok lama banget ? Selesai bab 1 saya turing ke Medan pp naik bis, boongin dosen pembimbing bilang lg sibuk kerja.. Selesai bab 3 ngebolang ke Belitung gara” nonton laskar pelangi di yutub, boongin dosen lagi.. nah abis bab 3 baru saya fokus skripsi karena jatah boong saya udah abis.. Nah ceritanya udah lulus nih…………..  

            Mau kemana kita kita ? ke Sabang di Pulau Weh.. Orang bilang disinilah titik 0 km Indonesia bermula.. tapi kalo liat di Google maps (Atlas saya ilang), masih ada lagi pulau di atas pulau Weh.. saya tidak pandai berasumsi kenapa gak dimulai dari pulau itu saja titik 0 km nya ya.. Pulau Weh adalah Pulau paling barat di Indonesia, masih satu provinsi dengan Nanggroe Aceh Darussalam. Ini kedua kalinya saya maen ke Aceh. Jarak tempuh dari Jakarta ke Banda Aceh  2.771 km, nah kalo di itung pp jadi 5500 km lebih saya harus duduk di bis.. Jarak dari pelabuhan Balohan Sabang ke titik nol km sekitar 30 km.. Partner turing saya kali ini adalah Arif Firmansyah, sedulur saya dari BMC Sumatera.. Here we go !!! 

Etape 1, Jakarta – Palembang (2 November 2013)
            Pagi itu langit cerah (cieee).. Saya dan Arif beserta teman BMC lainnya akan terlebih dahulu menghadiri akad nikah teman kami Windi Priasnami.. Pernah liat gak ada calon pengantin yg mau nikah tapi masih pake celana pendek di terminal pas hari H dia nikah ? Nah kita punya temen yg kelakuan nya kaya gitu.. Jam 10 pagi akad nikah dilaksanakan di Depok, nah jam 8 pagi si Windi jemput saya dan temen” BMC lain di terminal Rawamangun, PAKE CELANA PENDEK.. Astagaaaa !! 

          
                 Nah selesai deh tuh acara akad nikahnya, kita pamit balik lagi ke terminal Rawamangun. Saya dan Arif akan menuju Palembang, naik bus Kramat Djati kelas Bisnis seharga 200rb berangkat jam 4 sore. Bus yang kami tumpangi terbilang masih baru, ya baru keluar dari karoseri Morodadi Prima berdapur pacu Mercedes Benz OH 1521.. Kami duduk di seat depan, biar sampenya duluan. Sore itu kota Jakarta lagi macet parah” nya, akhirnya sang jurumudi mengalihkan jalan melalui tol Bandara Soetta ketimbang lewat tol Gatot subroto menuju Merak. Strategi ini terbukti efektif, karena kami “berhasil” tiba di Merak bersamaan dengan bus PPP (Putera Pelangi Perkasa) yang berangkat 2 jam lebih awal lewat tol Gatot Subroto.

Sebelum masuk kapal bus memasuki rumah makan dulu di merak, namun kami sudah menyiapkan 2 bungkus nasi padang dari jkt buat makan di kapal. Salah satu strategi mengantisipasi mahalnya harga sekali makan selama perjalanan di Lintas Sumatera, yang sekali makan bisa kena 20rb (gak nambah, gak pake es teh)  adalah beli Rendang yg banyak, atau suruh pacar bikinin rendang, nanti kita tinggal beli nasinya aja di jalan. *Eeh gak punya pacar ? Berani tabungan Anda cukup untuk beli nasi+lauk di jalan….  YA KAN ?

Bus memasuki pelabuhan Merak, Banten.. Suasana tampak lengang malam itu. Petugas ASDP mengarahkan bus kami ke Dermaga 1 dimana kapal Ferry KMP Raja Basa 1 baru saja berlabuh untuk mengantarkan sebuah harapan bagi para perantau dari ranah Sumatera yang akan mengadu nasib di ibukota, atau mereka yang akan kembali pulang ke rumah.. ada 7 bus parkir di dermaga 1 malam itu; Lorena, Kramat Djati, PPP, Pahala Kencana, ALS, Giri Indah, dan Sari Harum.. Bongkar muat kapal dimulai, mata saya terfokus di bibir kapal tempat kendaraan keluar dari lambung kapal, melihat ada bis apa nih yang bakal keluar.. sesekali bibir ini tersenyum melihat supir truk yang lebih memilih kenek seorang wanita yg duduk disebelahnya ketimbang kenek seorang pria.. “kenek pria sudah terlalu mainstream”.. 


Bongkar kapal selesai, sekarang waktunya muat kapal.. Kendaraan pribadi naik ke atas, sementara di bawah khusus kendaraan besar.. Bus saya parkir paling belakang diantara bus yg lain. Kami naik keatas, ada sebuah teras yang sangat nyaman di Mushola kapal dimana kami dapat makan nasi bungkus dengan nyaman sambil melihat kelap kelip suasana pelabuhan Merak.. Ombak sangat tenang malam itu, perut kenyang dan semilir angin malam membuat kami tak kuasa menahan kantuk.. Lumayan, 2 jam lagi untuk tiba di Pelabuhan Bakauheni kami manfaatkan untuk tidur.. 


“POOOOTT POOOTT”, tukang jagung memberi klakson.. Eh bukan, itu klakson kapal ferry yang volume nya ribuan kali lebih kuat daripada klakson tukang jagung bersepeda, pertanda kapal akan merapat di Pelabuhan Bakauheni.. Kami terbangun cukup kaget, cuma supir truk yang engkel dari Irian jaya yang gak bangun denger klakson kaya gitu.. Saya memastikan ke ujung kapal tempat dimana Leonardo de Caprio pernah berdiri bersama Kate Winslet, ternyata benar, Menara Siger sebagai symbol dari Provinsi Lampung berdiri terang dengan sorotan lampu kuning cerah di sekelilingnya. “ Welcome to Sumatera Island”.. 

Turun ke lambung kapal, terdengar deru mesin yang sangat merdu bersautan antara mesin bus dan truk yang sangat memanjakan telinga saya. Sengaja saya tidak langsung naik ke bus demi menghirup udara segar yang sudah 3 bulan tidak saya rasakan, seperti melihat tulisan “Happy Vacation Fadri” di setiap gumpalan asap bus dan truk yg keluar dari knalpot..  Nikmat sekali Tuhaaaan, abis wisuda lagi.         Kendaraan keluar satu persatu di pandu awak kapal. Pahala Kencana pamer mesin Hino RG nya, melesat menghilang lebih dulu meninggalkan kami 6 bus bermesin intercooler.. Kemudi dipegang yang empunya batangan bis ini, saya tidak tanya namanya, sebut saja “Kang Iwan”, karena fasih berbahasa sunda, sudah cukup berumur dan sarat pengalaman.. 4 bis di lalui dengan sangat mudah di tanjakan Kalianda, ternyata mercy lawas ini masih sangat sehat rupanya. Pahala Kencana dan Sari harum masih jauh di depan..

Kencang tapi pasti dan sangat elegan, Kang Iwan berhasil menempel bus Sari Harum yang sedang kewalahan menyalip kovoian truk yang sedang mendaki. Kang Iwan mencoba spekulasi menyalip sekaligus di tikungan sambil melempar beberapa kali lampu dim, daaan berhasil.. Kadang yang mengkhawatirkan di Lintas Sumatra adalah ada beberapa titik dimana tikungan kelihatan sepele untuk di gas kencang tiba” tikungan tersebut sedikit agak mematah kedalam sehingga tak jarang banyak kendaraan yang terperosok ke jurang. Belom lagi sepeda motor tak berlampu yang kadang” menampakkan dirinya setelah sejengkal dari bemper mobil kita, WASPADALAH WASPADALAAAAH !!!

Hari semakin larut, penumpang sudah banyak yang terbuai kenyamanan suspensi mercy lawas ini.. Kang iwan semakin memacu laju bus nya dan berhasil mengejar Pahala Kencana untuk bergoyang bersama melewati serangkaian truk ekspedisi.. Satu peluang dimanfaatkan dengan baik oleh kang iwan lagi” di tikungan untuk menyalip bus Pahala Kencana, Great !! saya yakin di kamar bapak ini banyak poster Valentino Rossi..

Jam 1 pagi bus masuk rumah makan Gadang Jaya 3, Bandar Jaya, Lampung. Di sana sudah ada Laju Prima no 16 yang sedang istirahat menuju Jakarta dari Palembang. Kami tidak makan disini, masih kenyang dan jarak ke rumah makan berikutnya cuma 4 jam.. Tidak lama berselang masuklah bus” yang udah diblong Kang Iwan tadi yaitu Pahala Kencana dan Sari Harum.. FYI aja rumah makan ini adalah salah dua rumah makan paling ramai yg disinggahi bus” lintas Sumatera di Lampung, diantaranya; Lorena, Pahala Kencana, Kramat Djati (Div Jkt), Sari Harum, ANS, PMTOH, PPP, Giri Indah, Bintang Permata Bunda, dan Laju Prima.. Berangkat lagi, supir tengah nya sangat menjunjung tinggi “Safety dimulai dari saya”.. lanjut tidur lagi..

Tepat prediksi saya, jam 5:30 Wib bus masuk di rumah makan Pagi Sore, Teluk Gelam, Sumsel. Ini rumah makan favorit saya di Lintas Timur Sumatera karena paling bersih, makanan nya enak + tarif terjangkau, bis nya ramai, dan toilet nya juga bersih.. Masih setengah sadar saya turun dari bis, bukan nya ke toilet dulu bersih” malah ke belakang parkiran bis.. ngapain ? Foto bis nya dulu.. PENTING!! Ada berbagai macam menu disini, saya pilih sarapan Martabak nya yg cukup ngangenin seharga 12rb. 


Dari sini, kota Palembang tinggal 3 jam lagi. Di Palembang kami sudah ditunggu sedulur kami dari BMC Bandung yang tinggal dan bekerja di Palembang, Kang Dian Dimar Saputra. Kebetulan hari itu hari Minggu, Kang Dian sedang libur dan akan menemani kami selama beberapa jam di Palembang.. Jam 9 bis sampe di kota Palembang ( Total Perjalanan 16 jam).  Kami segera dijamu dengan sangat handal oleh kang Dian. Numpang mandi, sarapan, ngecas hp, sambil istirahat kita ngobrol” ringan seputar perjalanan tadi. Jam 2 siang ini kami akan lanjut ke Medan naik bus Putera Pelangi Perkasa, kami pilih kelas terbaik Super Executive 2-1 total seat 21 yang tiketnya sudah di booking kang Dian seminggu kemarin seharga 440rb SAJA..

Etape 2, Palembang – Medan ( 3 November 2013 )
            
             Agen bis PPP ini gak jauh dari rumah kang Dian, tapi kalo jalan kaki jauh banget. Kami diantar kang Dian naik motor bertiga, abis ga ada angkot sama sekali di dekat sini, paling taksi itu juga jarang lewat. Solusinya buat yang gak ada kenalan di Palembang, turun aja di tempat terakhir bus berhenti di KM 12, nah dari situ udah banyak angkutan umum untuk ke jantung kota Palembang ataupun ke Agen bis PPP.. “Malu bertanya sesat di jalan, besar kemaluan susah berjalan, Nanya mulu kapan sampenya” !!! 

            
               Saya duduk di seat 1A, Arif di 2A.. Bis yang akan kami naiki lebih muda usianya daripada bis kami sebelumnya, Mercy OH 1525 dibalut body Jetbus by Adi Putro sudah dilengkapi Air Suspension (stiker itu abaikan saja). Perjalanan ke Medan “hanya” memakan waktu 30 jam normalnya, kenapa di kasih tanda kutip ? karena perjalanan kami berjalan dengan tidak normal.. Kami pamitan sama kang Dian yg sudah sangat kami repotkan, terima kasih Kang Dian.. 

            
            Bis mulai berangkat ke Medan, hujan rintik” langsung membasahi pandangan saya.. Pak supir dengan sigap memutar lagu khas Aceh, gak ngerti lagunya tapi enak di dengar.. Arif mencoba menerjemahkan maksud lagu tersebut, sepertinya dia paham karena sudah lama tinggal di Bandung, tapi pernah 3x ke Aceh.. “inti lagu ini adalah menyindir kehidupan anak muda jaman sekarang yang udah banyak melenceng dari ajaran agama” kata Arif.. Berani sekali dia berbicara seperti itu dihadapan anak muda.. *mendingtidur
            
                 Baru 2 jam dari Palembang, bis masuk rumah makan Pagi sore yang sedang tahap dibangun ulang. Awalnya bingung karena setau saya bis Pelangi itu rumah makan nya di RM Simpang Raya daerah Bayung lencir, Jambi. Nah disini masalah mulai terjadi pada bus. Bus tidak bisa di starter, sampai berulang kali di utak atik selama 2 jam baru bisa di starter, perut yang tadinya kenyang sampe laper lagi nungguin mesin bus bisa hidup lg. Saya dan Arif sudah terbayang-bayang akan segera dikirim bus pengganti PPP Mercy OH 1836. Tapi harapan itu sirna, bis nya hidup lagi.. Ah  

            
        Malam semakin larut, bis berjalan dengan sangat tidak bertenaga layaknya mesin OH 1525 yang pernah saya naikin yang sudah”. Lagi enak” nya tidur, asap mengepul dari sekring bus tepat sejengkal di depan jempol kaki saya. Hanya konsleting ringan, awak bus dengan sigap memperbaiki nya, penumpang yang tadinya panik dapat kembali tidur pulas, kayanya.. Ternyata memang benar bus mengalami masalah sensor electric nya (begitu yg saya dengar) sehingga tidak bertenaga, bahkan di beberapa tanjakan curam di Riau bus sempat mundur lagi karena tidak kuat nanjak. Ulang lagi dari jalanan yang datar, matiin AC sebentar, masukin gigi 1 nanjak pelan”.. yak lanjuuuutt !!! 

            
           Perjalanan dari Palembang menuju Medan full lewat lintas Timur melalui Jambi, Pekanbaru, baru tiba di Medan. Apes nya, atau bisa juga Seru nya, kami tiba di Minas pas Maghrib tepat bersamaan dengan keberangkatan bus” Jet Darat lintas Pekanbaru-Medan. Sudah tentu bis kami jadi bulan”an, di blong sekali 3 bis di tanjakan sama mercy Intercooler yang udah di oprek, CV Makmur, Halmahera, dan Bintang Utara. Belom pernah saya liat mercy  OH 1521 bisa nanjak sambil blong kanan kenceng begitu. Kami disuguhi pemandangan seru dimana bus” tersebut saling adu cepat di lintasan Minas yang tidak datar, tanjakan curam tikungan tajam di hajar terus.. Lambaian tangan kenek bus begitu gemulai dalam gerak lambat meminta jalan tatkala di depan nya sudah bersiap untuk crash truk Scania R370, sekejap banting kiri, masuk, buka kanan lagi, jooooosshh.. kami semakin jauh ketinggalan L
            Mulai malam, kami semakin menjadi bulan”an.. kali ini yang lewat bis electric semua.. ada Intra, Sentra, Halmahera SE, Medan jaya, Almasar, CV Makmur, PMS, dll. Dalam hati kami “ gpp lah di blong terus, yang penting puas naik SE bonusnya 12 jam dr waktu normal”.. Penumpang sangat memaklumi bus berjalan tidak terlalu cepat karena sedikit mengalami masalah, saya tidak mendengar adanya keluhan dari penumpang sama sekali. IYALAH, naik bis SE nyaman kaya gini fasilitasnya.. Nah sampe juga deh tuh besok pagi nya di Medan jam 9.. Alhamdulillah walau sedikit ada masalah kami tetep puas dan sampai dengan selamat ( Total perjalanan 42 jam ). Cerita kami di atas bukan untuk menjelekkan bis PPP, hanya menceritakan kejadian yg kami alami di jalan.. Kalau ada yg tidak terima saya pribadi selaku penulis mohon maaf.. (Fadri Adhie, BMC Sumatera SM 013)
            Di Medan pagi itu, kami di jamu oleh bismania juga, tapi kali ini teman kami dari Medan Bisser yaitu Bang Suhardi Hasibuan. Beliau adalah pengurus dari bus Barumun, tau bus Barumun kan yah? Bus yang berwarna orange segar ini melayani trayek Medan-Sibuhuan- Sosa, masih AKDP juga tapi lumayan jauh. Walaupun kami berbeda komunitas Bus, tidak ada rasa canggung sama sekali diantara kami. Bang Suhardi juga yang sudah membantu kami untuk membooking kan tiket ALS untuk kami pulang nanti dari Medan ke Padang via Toba samosir. Kami sarapan di pool bus Barumun di jln Sisingamangaraja, ditraktir bang Suhardi makan nasi Kuning, abis itu jalan” liat tempat cucian bus gak jauh dari pool Barumun. 

            Menjelang siang, kami pamit sama bang Suhardi mau cari tiket bus untuk nanti malam ke Banda Aceh. Kami gak berani boking dari jauh hari karena waktu yang tidak bisa di prediksi.. Dan karena bus PPP kami terlambat 12 jam dari jadwal seharusnya, tiket bus PMTOH dari Aceh ke Medan dan tiket ALS dari Medan ke Padang di undur sehari.. Yang tadinya dapet Hot seat, jadi SHIT..
            Kami naik becak motor dari pool Barumun ke pool Pusaka, bus yang kami rencanakan untuk membawa kami ke Banda Aceh. Kalau naik angkot ribet, harus transit di perempatan sana sini, dan lumayan jauh. Mumpung duit masih banyak yaudah naik becak motor, 30rb untuk 2 orang. Masuk ke loket disambut wajah datar mbak yang jaga nya.. “Siang mbak, mau ke Banda Aceh nanti malam naik Pusaka, tapi yangggg”,  bingung mau ngomong O 500 R takut mbak nya ga ngerti.. Arif bilang “yang Skyliner mbak”.. Mbak nya bilang “Ooh yang baru ya?”.. “IYA”..
            Dapat !! Tiket bus Pusaka Skyliner Mercedez Benz OH 1836 untuk nanti malam Cuma seharga 170rb kelas Patas. Bete gak sih denger nya kelas Patas, di tempat saya tinggal OH 1836 tuh jadi primadona banget, disini kelas nya Patas dgn konfigurasi seat 8 baris tanpa Legrest. Awalnya kami mengira bakalan lega banget karena ngeliat PO di jawa ada yg OH 1836 juga tapi 9 baris udah cukup lega, apalagi ini hanya 8 baris. Nah disini kami bertemu dengan bang Budi, bismania Medan.. Bang budi menemani kami untuk jalan” di Medan, lalu makan sore di tempat pemberangkatan bus Sempati Star yang baru saja di launching bbrp waktu lalu di Jln Asrama pondok kelapa no 19-20, Medan. 

            Awesome !! saya berdecak kagum melihat tempat pemberangkatan bus Sempati Star di Medan ini. Fasilitas nya lengkap, tempatnya luas dan bersih, ada tempat makan dan nongkrong yg nyaman di atas sambil liatin bus SS yg siap untuk berangkat, Toilet yg besar dan bersih, ada shower nya juga untuk penumpang SS yang mau mandi, Musholla yg bersih dan full AC, dan ada juga kursi pijat gratis.. Menang banyak deh pokoknya untuk pelanggan Sempati Star. Terus kenapa kok saya ga naik Sempati Star aja? Udah pernah, mau cari yang belom..
            Setelah puas berjalan” di kota Medan siang itu, malam nya kami bersiap untuk berangkat ke Banda Aceh. Masih ditemani bang Budi ke pool bus Pusaka. Bus Kurnia, Anugerah, dan Pusaka tergabung dalam Kurnia Group,  pool nya jadi satu tapi tempat pemberangkatan bus nya Beda, Kurnia agak terpisah di samping (CMIIW = Correct Me If I am Wrong).. Di sana sudah banyak berkumpul rekan” dari Medan Bisser dan Aceh Bus Lovers yang meluangkan waktunya untuk bersilaturahmi dengan saya dan Arif. Lagi-lagi tidak ada kesan canggung diantara kami semua walau berbeda komunitas. Obrolan kami sama” nyambung ngomongin Bis, bertukar informasi seputar bis, dan juga berfoto bersama.. 

            Bus yang kami dambakan sudah mejeng dengah gagah siap berangkat. Begitu kami naik ke dalam bus untuk meletakkan barang, kami dikejutkan dengan aksesoris selimut dan bantal yang semuanya bergambar club sepak bola. Ada MU, Arsenal, Chelsea, Bancilona, dan Inter Merda.. Kok tim favorit gw ga ada? Mungkin AC Milan untuk bantal dan selimut di bus kelas Non Stop Super Executive.. Kenapa GAK SENANG ? Ketik sendiri Hahaha.. 

            Di bangku saya kebetulan dapat selimut Inter Milan, langsung saya tukar sama Arsenal, takut gatel-gatel.. Nah ini yang saya khawatirkan, ternyata walaupun mengusung konfigurasi seat 8 baris seat 2-2 ternyata tidak lantas membuat nyaman dan lega. Bangku nya tebel, saya kurang tahu persis apakah merk Aldilla atau Karya Logam, terlalu tebal untuk kelas Patas makanya jadi terkesan agak sempit. Pamitan sama rekan” Medan Bisser dan ABL, terima kasih sudah meluangkan waktunya ya..

Etape 3, Medan – Banda Aceh ( 5 November 2013 )
Jam 9 malam, bus berangkat. Perjalanan dari Medan ke Banda Aceh sekitar 10 jam. Bus langsung melaju sangat cepat, ini pertama kalinya saya naik OH 1836, tapi udah gak kaget karena udah pasti tenaga nya gede. Sayangnya, sang jurumudi kurang lihai memainkan pedal gas dan rem yang seenaknya saja diinjak dan dilepas, membuat tubuh kami serasa di aduk” dalam bus. Perut spontan mual parah, kepala jadi pening, tapi ga lucu banget bismania dengan jam terbang tinggi seperti saya muntah naik bis. Saya buka gadget saya, mencari koleksi foto” Dian Sastrowardoyo yang tersenyum manis, memandangnya sekejap, barulah saya bisa tertidur pulas. Zzz 

            Tengah malam saya terbangun, laju bus makin ga karuan lagi kencangnya. “Astagfirullah”, ucap saya lirih. Hidup, MATI, dan jodoh sudah Allah yang tentukan, itu yang terlintas di pikiran saya waktu itu. Saya melongok ke depan, pantas saja ternyata ada bis dengan mesin serupa di depan nya. Bantai deh pir, bebas asal sopan.. Lanjut tidur lagi.
            Matahari agak malu memancarkan sinarnya pagi itu. Kaca bus udah berembun saking dingin nya, gerimis rintik-rintik, mulai galau.. Bus memasuki wilayah Lembah Seulawah, kali ini supirnya udah aplusan karena cara bawa nya lebih halus, Syukurlah. Lembah Seulawah ini paling enak diliat, lintasan berkelok-kelok sebelum memasuki kota Banda Aceh, aspal nya mulus kaya paha personil SNSD, jalan nya lebar, aksi balap”an bus kembali terjadi disini, balapan sopan bukan balapan liar.. Terlihat bus New Pelangi Scorking Hino R260 kewalahan di Tanjakan, kami lewati dengan sopan sambil dadah dadah ke penumpang NP. Lanjut lagi di depan ada bus PMTOH Mercy OH 1626, nafasnya kalah kuat sama bus kami.. dadah dadah lagi ke penumpang PMTOH.. 

            Jam 8 pagi bus memasuki Terminal Batoh, Banda Aceh. Total perjalanan 11 jam, kalau diakumulasikan perjalanan saya naik bus dari Jakarta sampai Banda Aceh yaitu 16 + 42 + 11 = 69 jam, angkanya ga enak banget 69, bulatkan jadi 70 jam, beda 10 jam sama perjalanan saya dari Jakarta ke Bima dulu 60 jam naik bis. Lagi-lagi, kami di temani oleh rekan” dari Aceh Bus Lovers sesampainya kami di Aceh. Pagi itu kami di jemput oleh Bang Badrul dan Asep, mereka mengajak kami sarapan pagi makan lontong sayur di sebrang terminal Batoh. Menyusul 2 orang lagi Bang Eri Kuta Radja dan Bang Muhajjir (maaf agak” lupa namanya).. 
           
Etape 4, Banda Aceh – Sabang ( 6 November 2013 )
Lanjut lagi, udah 4 hari di jalan nih.. kami diantar oleh Bang Badrul dan Bang Eri ke Pelabuhan Ulee lheue untuk menuju pulau Weh, ke kota Sabang. Sayangnya di Aceh ini angkutan umum sangat jarang sekali, jadi Anda tidak ada pilihan lain selain naik Becak Motor dari terminal ke pelabuhan, nego harga aja ya.. ada 2 pilihan untuk sampai ke Sabang, Anda bisa naik kapal cepat seharga sekitar 70rb 45 menit perjalanan atau naik kapal Ferry seharga 25rb 2 jam perjalanan. Kami pilih kapal Ferry, lebih santai dan nyaman. Kapal ferry berangkat jam 11 siang, lagi-lagi kami berterima kasih banget kepada rekan” bismania di Aceh. 

2 jam berlayar, tibalah kami di Pelabuhan Balohan, Sabang. Menurut rencana yg kami buat, kami akan naik angkot ke Iboh dan istirahat di hotel sana sambil sewa motor. Tapi tariff angkotnya mahal banget, 75rb per orang untuk jarak 25 kilo yang dapat ditempuh dalam waktu 30-50 menit. Orang Sabang menyebutnya Taxi, bagi kami namanya Angkot karena mobilnya sejenis angkot di Jakarta. Nego sama angkot lain juga sama aja rate nya segitu. Ternyata eh ternyata, supir angkot itu menawarkan jasa sewa motor untuk 24 jam seharga 150rb untuk 1 motor, boncengan jadi 75rb per orang. Tanpa pikir panjang, kami iyakan untuk sewa motor sama bapak supir angkot itu. 

            Isi bensin 2 liter 15rb di pertamini. Gaaaaaas langsung ke titik 0 kilometer Indonesia. Penunjuk jalan di Sabang sudah sangat baik dan jelas. Saya dapat mencerna nya dengan mudah ketimbang suruh bawa motor sendirian di Bandung. Kondisi aspal nya mulus seperti di Aceh, kepadatan penduduknya masih sesuai dengan besar pulau nya. Saya jadi teringat waktu saya ke pulau Belitung, peradabannya tidak jauh berbeda. Arif semakin kencang meng-gas motor matic sewaan kami, perlahan tapi pasti kami semakin dekat dengan titik mula Negara Indonesia tercinta ini.  

Kami mulai memasuki hutan. Ada satu wilayah yang sangat kami takuti untuk menuju titik 0 km, yaitu kampung monyet, dimana di sepanjang jalan yang akan kita lalui tersebut berdiri monyet” di pinggir jalan, pernah liat di google ada monyet berekor pendek menghuni lintasan tersebut, bahkan ada juga saya lihat di blogger orang bahwa mereka menemukan babi hutan berdiri di pinggir jalan. Romantis banget deh pokoknya. Saya memakai jaket untuk melindungi kulit dari kemungkinan adanya monyet loncat ke motor lalu nyakar” ga jelas.. Bismillah, Arif mulai kembang kempis ngegas motor, jalan semakin mengecil, aroma tumbuh”an hutan segar tercium kuat, akar” pohon menjulur ke jalan, saya sudah bersiap mengepalkan tangan…. 


Tadaaaaaa, kami akhirnya sampai di titik nol kilometer tanpa ketemu monyet seekor pun di pinggir jalan di kampung monyet. Hari itu agak gerimis, mungkin monyetnya mikir juga kali ya mana ada orang lewat naik motor ke 0 km gerimis kaya gini. Tapi monyet” itu salah perhitungan, masih ada 2 pemuda bermental BAJA tidak kenal badai tidak kenal lelah untuk satu tujuan, MENCINTAI INDONESIA !! AYOOO “ Explore Indonesiaaaa “ !!!! 
Hanya ada 2 gerombolan turis waktu saya tiba di sana. Mereka semua naik mobil, pantes wajah nya cerah ga mikirin monyet. LAH KITA, udah 4 hari naik bis dari Jakarta, belom tidur, naik motor gendong ransel berat, eh disuruh lawan monyet, ya pucet.. Terima kasih Tuhan, lagi” Kau mempermudah setiap langkah kami demi mencintai Negeri yang indah ini. 

Disana ada tugu 0 km yang tampak kurang terawat, tapi tulisan 0 km nya masih terlihat jelas di tugu tersebut. Sayang nya, tugu ini pernah kedatangan Alayers yg mencemarkan tugu tersebut dengan menuliskan nama mereka. Nah ada spot menarik untuk foto”, tapi sedikit berbahaya bagi orang tua.. dibalik tembok yang membataskan tubuh kita dengan tepi jurang, ada beberapa batu yang bisa dijadikan pijakan untuk berdiri tinggi memandang luas Samudera Hindia di depan mata. Disitulah rasa lelah kami terbayarkan sudah. Pemandangan yang begitu menakjubkan sambil berkata sombong dalam hati, “Saya sudah di ujung Indonesia”.. 

Hari mulai sore, saatnya kami pergi ke kota Sabang untuk mencari penginapan. Kami lewat kampung monyet lagi, kali ini sudah tampak 5 ekor monyet standby di pos masing” dengan wajah sinis memandang kami. Kami bersiap untuk kemungkinan terburuk adanya monyet bantuan yang akan menyerang kami. Arif mepercepat laju motor karena jalan nya mayoritas turunan, yes selamat.. kami berhasil melalui kampung monyet tanpa harus teriak “ MONYET LO” !!
Kami menemukan hotel Kartika, di Jalan Teuku Umar No 17, letaknya persis di ujung jalan Perdagangan, lalu belok kanan dikit. Motor bisa parkir di penginapan sini. Tariff nya beragam, untuk 2 orang ada yg paling murah seharga 80rb, double bed ga ada tv dan pake kipas angin, nah rebutan deh tuh kipasnya.. kami pilih kelas 2 nya, seharga 200rb untuk 2 orang, double bed,  full AC, ada tv, dan kamar mandi dalam.. Murah lah yaaaa. 

Malam hari surganya para pecinta kuliner. Di Sabang ini ada kedai yang menjual salah satu makanan khas Sabang, yaitu Mie Jalak. Cukup berjalan kaki dari hotel kita dapat menemukan berbagai macam makanan yg dijajakan untuk wisatawan dan penduduk setempat. Kami singgah di “Kedai Kopi Pulau Baru”, tadinya saya kira itu tongkrongan bapak” minum kopi, eh gataunya isi kedai nya lagi pada makan Mie Jalak semua. Kata Teman, kedai ini pernah masuk TV karena cita rasa Mie nya yang lezat. Suasana malam itu sungguh ramai di kedai Pulau Baru, hasrat kami untuk makan mie tsb tidak terbendung lagi. Tapi yaa ga makan sambil berdiri juga kali.. BUNGKUS !! makan di hotel.. harganya relative murah Cuma 15rb seporsi. 

Tidak sampai disitu, kondisi kami yang lelah dan kelaparan membuat kami mencari asupan ekstra selain makan Mie. Mata saya tertuju ke tulisan nasi goreng dimana abangnya gak berenti” melayani pembelinya. Anehnya, itu tukang Nasi Goreng pertama yang saya lihat jualan gak pake kuali penggorengan. Abstrak ? Bisa jadi.. Ooh, ternyata nasi goreng nya udah jadi, di masukin ke dalam bakul kaya tukang nasi uduk di marih.. jadi pembeli tinggal nunjuk mau nasi goreng pake lauk yang mana, ada telor, ayam pop, ikan, dll.. dengan harga 9rb rupiah saja kami sudah mendapatkan sebungkus nasi goreng PORTUGAL, Porsi Tukang Gali.. Buanyak bangeeet !! perut kenyang Alhamdulillah tiada tara nikmatnya. Badan pegel gak karuan, baru malam ini kami nemu kasur lagi. Misi kami selesai, kami segera beristirahat karena besok siang kami langsung akan kembali ke Jakarta, dengan naik bis lagi tentunya.. 

  

Minggu, 03 November 2013

Konsep 24/7


Selamat malam, gimana kabarnya sobat blogger? Malam ini saya lagi sibuk, sibuk nonton acara baru di TV, ILK (Indonesia Lawak Klub), :). Sebuah acara plesetan dari Indonesia Lawyer Club.

Merujuk pada judul, konsep 24/7 merupakan sebuah konsep yang saya ciptakan. Konsep ini sebenarnya simple dan bisa diaplikasikan untuk berbagai hal, contoh dekatnya akan saya ambil dari sebuah usaha yang sedang saya kembangkan yaitunya bisnis retail online. Lantas bagaimana sebenarnya konsep 24/7 ini? Saya akan uraikan konsepnya dan langsung aplikasikan ke dalam dunia bisnis.

24/7 adalah sebuah angka yang mungkin sangat sering kita jumpai dalam kehidupan. Saya mengambil angka 24 sebagai perwakilan dari jumlah jam dalam sehari dan angka 7 sebagai perwakilan dari jumlah hari dalam seminggu. Konsep ini sangat sederhana dan simple namun ada arti mendalam dibalik 24/7. Apa saja yang sudah kita lakukan dalam waktu satu hari, apakah 24 jam dalam sehari anda adalah hal yang berguna, apakah 7 hari dalam seminggu kita sudah kita maksimalkan. Dalam 24 jam ini, rata-rata kita gunakan untuk istirahat kurang lebih 6-10 jam, kita ambil waktu ideal saja, 8 jam. 24-8= 16 jam kita gunakan untuk kegiatan aktif seperti bekerja, belajar, makan, minum, beribadah, dll. 7 hari dalam seminggu, dalam waktu tersebut biasanya waktu efektif kita gunakan untuk belajar atau bekerja adalah 5 hari dan 2 hari untuk liburan. Dalam waktu-waktu tersebut berapa waktu yang sudah kita gunakan untuk hal-hal yang berguna, bermanfaat dan bernilai.

Saya mencoba mengaplikasikan ke bisnis retail online. Bisnis online ataupun jaringan selalu aktif selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Dimana saya bisa menerima pesanan dan segala macam hal kapanpun. Saya menjadikan hal ini sebagai konsep, 24/7 banyak kelebihan dan keuntungan karena melayani full time. Oportunity nya sangat besar seiring dengan banyaknya waktu. Namun banyaknya waktu, tak serta merta menjadikan kita banyak peluang jika kita hanya berdiam diri, perlu aksi dari dalam diri yang akan menghasilkan reaksi dan mengubah waktu kita menjadi sebuah peluang.

Time, money and oportunity. Saya mengutip sebuah pantun/ falsafah/ perkataan yang sering saya dengar sejak kecil. Kata orang Barat "time is money", kata orang Arab "time is oportunity". Saya lebih setuju dengan pendapat "time is oportunity". Waktu tidak dapat diulang, kita tidak bisa kembali ke masa lalu atau loncat ke masa depan, sama seperti peluang yang bisa datang dalam satu waktu dan menghilang dimasa lainnya. Banyak orang yang kita lihat menyesal di saat terakhir karena dulunya melewatkan peluang. Sedangkan "time is money", uang bisa dicari, kapanpun, dimanapun. Jadi, saat ini saya lebih setuju untuk memegang prinsip "time is oportunity".

Sekian ulasan saya tentang konsep yang saya kembangkan dan berakhir dengan cerita saya tentang waktu. Intinya adalah bagaimana memaksimalkan waktu anda, menjadi lebih berguna, lebih bermanfaat dan lebih bernilai.

Terima Kasih

Kamis, 17 Oktober 2013

Belajar Mini DV, part 1


Nah, bagi agan yang baru mengenal Mini DV atau baru memiliki Mini DV, ada beberapa hal yang harus diketahui dan dipahami.



Pertama agan harus tahu fungsi dari semua tombol dan port yang ada di Mini DV
  1. Tombol on/off berguna untuk menghidupkan dan mematikan kamera dengan cara menahan tombol ini. Fungsi lain tombol ini adalah untuk mengambil gambar dengan hanya menekannya saja sesaat, ingat jangan ditahan, ntar malah off lho kameranya. Untuk merekam video cukup menekannya sekali untuk mulai merekam dan menekannya sekali lagi saat berhenti merekam.
  2. Tombol mode berguna untuk mengganti mode, gambar dan video, capture atau rekam. Apabila lampu pada led indicator nya berwarna biru, maka artinya kamera sedang berada dalam mode capture gambar, apabila lampunya merah, maka kamera sedang berada dalam mode rekam video. Kalo lampunya kedip-kedip, nah itu artinya lagi ngerekam video gan.
  3. Port mini usb yang berguna sebagai transfer data, nyambil ngecas gan karena nantinya lewat port ini juga transfer arus listrik.
  4. Slot Micro SD yaitu tempat agan masukin memory Micro SD untuk penyimpanan data, udah tau pastinya ya, rata-rata hape agan juga pasti pake slot ini.
  5. View finder merupakan tempat kecil untuk membidik sasaran, tapi cara bidik nya beda sama DSLR atau kamera lain. Agan harus menjauhkan view finder ini dari mata agan, soalnya kalo deket kagak keliatan bidikannya. Nah hal ini ane pelajari secara otodidak aja gan, berdasarkan pengalaman
  6. Lanyard hole, kalo yang ini udah umum, ada di hape, di modem, dan sebangsanya. Gunanya untuk memasukkan tali agar nantinya Mini DV bisa agan gantungin di tangan, di leher dan sebangsanya juga.

Nantikan postingan ane selanjutnya, masih mengenai Mini DV deelel
Sekian terima kasih, Wassalam

Sabtu, 28 September 2013

Market Story - Pasar Sabtu Lintau

Halo sobat blogger, kali ini saya akan berbagi informasi yang saya beri tema Market Story. Saya coba mengulas berbagai pasar yang ada di sekitar kita, baik yang tradisional, modern, besar, kecil, harian maupun mingguan. Pagi sabtu saya berkunjung ke sebuah pasar yang bernama Balai Sabtu di Ranah Batu Lintau.

Pasar Sabtu Tampak Depan


Pasar ini merupakan sebuah pasar kecil yang bersifat mingguan, sesuai dengan namanya, ya sabtu saja. Pasar ini berbeda dengan pasar pada umumnya yang berlokasi di jalan raya. Pasar ini justru berada di sebuah jalan kampung, luasnya pun hanya berkisar 300 m². Pasar sabtu adalah pasar heterogen yang menjual berbagai jenis kebutuhan. Dalam satu jenis barang yang diperdagangkan, hanya ada satu atau dua pedagang. Contohnya pedagang kain hanya ada satu orang, pedagang kelontong hanya dua orang dan pedagang ikan asin hanya ada tiga orang.

Ibu Eti dan anaknya, pedagang kelontong

Kondisi dalam Pasar Sabtu

Pedagang rokok daun

Pembeli ikan asin

Pedagang ikan asin dan lain-lain


Keberagaman pasar sabtu menjadi salah satu keunikan tersendiri, pembeli bisa memilih banyak barang dalam satu pasar yang kecil. Saya membeli satu ekor ayam kampung berukuran sedang dengan harga penawaran 25.000 rupiah yang akhirnya saya tawar dan saya mendapatkan harga 23.000 rupiah, sedangkan di tempat lain saya baru bisa mendapatkan ayam kampung ukuran sedang dengan harga 25.000 – 30.000 rupiah.
Sejauh pengetahuan saya dan informasi dari berbagai sumber, pasar sabtu merupakan pasar yang sangat besar dan sangat berjaya di masa nya. Lantas apa yang menjadikan pasar yang sempat dicap sebagai pasar terbesar ini semakin ditinggalkan?

Kita kembali ke tahun 1958, pasar ini merupakan pasar besar khusus hari sabtu di Lintau. Berdasarkan hasil wawancara saya dengan Pak Jamain, S.Pd, sejarawan di daerah ini saya mendapatkan beberapa keterangan. Tak seperti sekarang, dahulu pasar ini memiliki pangsa pasar yang besar. Kejadian yang tidak diduga membuat pasar ini mati selama beberapa tahun.  Sobat blogger mungkin pernah belajar sejarah dan tahu tentang PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia). Pusat PRRI pada waktu itu ada di Sumatera Barat dengan pimpinan tertinggi bernama Ahmad Husein. Daerah para pemimpin-pemimpin PRRI salah satunya adalah Lintau. Pemerintah Indonesia menyerang PRRI lewat udara pada hari sabtu, karena waktu itu GPS belum ada, jadi mereka tidak bisa menentukan titik-titik potensial untuk menyerang. Para pilot melihat keramaian di pasar sabtu dan membom tempat tersebut. Sejak saat itu pasar terbesar di Lintau ini mulai suram. Memang masih terlihat geliat transaksi tetapi itu pun tidak berlangsung lama, hanya sampai tahun 90-an.

Di hari sabtu itu juga saya berbincang dengan salah satu pedagang kelontong bernama Ibu Eti, Ibu Eti sudah berdagang selama puluhan tahun di pasar sabtu. Biasanya dia selalu berpindah-pindah sesuai dengan hari pasar yang ada di Lintau ini. Selasa, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu adalah hari-hari pasar di Kecamatan ini. Pada hari-hari tadi Ibu Eti berdagang, berangkat dari rumahnya pada pagi hari dengan mobil sewaan. Ibu Eti merasakan perbedaan yang sangat signifikan antara pasar sabtu dengan yang lainnya. Omzet Ibu Ety sendiri berkisar antara 600.000 – 700.000 rupiah di Pasar Sabtu, berbeda dengan pasar lain dimana ia bisa mendapatkan omzet sampai dengan 5.000.000 rupiah. Pasar ini semakin ditinggalkan konsumen, bahkan sebagian warga tidak tahu kalau ada pasar disana. Sungguh tragis bagi sebuah pasar yang merupakan pasar terbesar dalam sejarah.

Lantas siapakah yang bisa mengembalikan kejayaan tersebut? Tentu saja orang-orang yang berteman dengan sejarah.


Terima Kasih

*semua gambar diambil menggunakan Kamera Mini DV