Tiba-tiba sebelum Jumat saya kepikiran sesuatu yang memang sudah ingin saya tulis dari dulu. Masih berkaitan dengan Street Photography, kali ini saya akan memberi judul tulisan saya dengan "The World Through My Eyes".
Saya sudah banyak membaca tentang Street Photography, saya merasa masih belum cukup, tapi saya tahu bahwa Street Photography adalah bagaimana cara kita melihat dunia, melihat sekitar. Rianda Hardi bilang Street Photography adalah menciptakan cerita baru menurut pandangan kita sendiri, tidak harus sesuai dengan realita nya.
Saya baru ingin memulai tulisan ini di akhir 2013 lalu, namun saya selalu saja lupa. Kadang sudah buka blogger, tapi lupa mau nulis apa.
Beberapa saat yang lalu saya mengupload foto saya di kujaja.com/ World Street Photography.
Saya tidak memiliki makna khusus dalam foto ini, saya cuma suka pose orangnya, dan lambang X di punggung pekerja tersebut. Tak disangka admin dari kujaja.com (KJ) memberi komentar di foto ini, saya sebagai pemula tentu saja kegirangan karena langsung dikomentari orang hebat. KJ bilang "love that cross, with the other crosses". Kemudian saya melihat lagi foto ini, dan kemudian saya berkata "oiya ya", saya tidak menyadari nya, tapi KJ menyadarinya. Disana saya mulai tahu arti dari "The World Through My Eyes". Saya melihat nya sebagai hal biasa saja, tapi tidak dengan KJ, begitulah caranya melihat foto saya, begitu lah caranya melihat dunia. Hal itu bisa didapatkan jika sering memotret dan melihat hasil karya orang lain. Penilaian seperti itu akan menjadi nilai lebih sebuah foto.
Saya mulai belajar melihat banyak karya orang lain dan bagaimana pandangan si fotografer mengenai karyanya, bagaimana pandangan orang lain menurut orang lain. Kita tidak bisa sangat idealis, harus tetap terbuka dengan pandangan orang lain, karena begitu lah cara mereka melihat foto kita.
Lanjut ke foto lain yang saya upload di beberapa grup facebook.
Di foto ini saya lebih menekankan pada power dan dignity subjek. Tapi teman saya Ade Saputra. Ade menilai foto ini memiliki mood yang kuat. Jujur sampai saat ini saya masih belum terlalu paham dengan mood, saya masih banyak mencari referensi tentang mood dalam fotografi. Begitulah cara Ade melihat foto saya.
Kemudian saya lebih banyak lagi mencari referensi tentang street photography sampai akhirnya saya membaca tentang Daido Moriyama. Fotografer dari Shinjuku Jepang. Daido memiliki gaya nya sendiri, Daido juga mencetak sendiri fotonya, Daido konsisten dengan foto hitam putih, Daido memakai kamera saku & Daido memotret jalanan Shinjuku dalam rentang waktu lebih dari 50 tahun. Ya, Daido Moriyama dalah salah satu idola saya.
Saya pernah membaca tulisan tentang Daido Moriyama. Komentar awal si penulis adalah, "foto apa ini?", namun setelah dia menelusuri rekam jejak Daido Moriyama, baru dia bisa mengambil kesimpulan. Itulah Daido Moriyama dan begitu lah cara nya melihat dunia. Lokasi boleh sama, tapi semua orang punya caranya sendiri melihat dunia, hasilnya pasti akan berbeda pula.
Quote yang saya suka dari Daido Moriyama.
"A photo is produced from a photographer's specific perspective. However, when it is presented in front of different viewers, various perspective will be developed by viewers which will enrich the content of the photo."
- DAIDO MORIYAMA -Terakhir saya akan lampirkan foto yang baru-baru ini saya ambil, berikan pendapat anda, saya sendiri pun juga punya cerita sendiri dari foto ini. Menurut saya foto ini tidak terlalu buruk, hehe.
Terima kasih, semoga bermanfaat. Silahkan share dan tweet tulisan ini jika ada menyukainya. Sampai jumpa di tulisan saya selanjutnya.